Tidak fair rasanya jika kita
membahas jauh, panjang, dan lebar mengenai bagaimana membuat bisnis yang kita
jalani go international hingga pasar Eropa, Amerika, bahkan Afrika namun kita
tidak membahas dulu apa yang sedang dialami di negara kita sendiri. Ya, kita
sedang menghadapi MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN yang telah mulai
diberlakukan. Di media, baik cetak maupun internet, MEA selalu muncul menjadi
bahasan mulai dari apakah definisi MEA itu sendiri hingga dampak apakah yang
akan muncul dari MEA, dan sebagainya. Tapi masalahnya adalah seberapa banyakkah
masyarakat Indonesia yang me
mahami betul mengenai MEA? Atau seberapa banyakkah masyarakat yang peduli tentang MEA? Dan yang paling penting adalah seberapa banyakkah masyarakat Indoneisa yang siap menghadapi MEA?
Singkat saja mengenai penjelasan
MEA, MEA merupakan sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang
bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi hambatan-hambatan dalam melakukan
kegiatan ekonomi lintas kawasan, seperti perdagangan barang, jasa, hingga
investasi. Hal ini dilakukan supaya daya saing ASEAN meningkat hingga mampu
menyaingi Cina dan India dalam menarik investor asing. Para pengamat ekonomi
memiliki pandangan bahwa kehadiran MEA akan membawa peluang besar bagi berbagai
industri untuk meningkatkan dan memperbaiki diri, memperkuat keunggulan dan
keistimewaan perusahaan agar tetap mampu bersaing di tengah badai persaingan.
Jadi, MEA memiliki dua sisi mata
uang: sisi pertama, hal ini memberikan kesempatan yang baik bagi kita untuk menunjukkan
kualitas produk dan sumber daya manusia (SDM) Indonesia kepada negara-negara
lain dengan terbuka, tetapi pada sisi yang lain hal ini juga dapat menjadi boomerang
untuk Indonesia apabila masyarakat Indonesia tidak siap atau tidak menanggapi
serius dalam menghadapi MEA. MEA akan menjadi kesempatan yang baik bagi
pengusaha yang serius menanggapi kondisi ini karena hambatan perdagangan di
ASEAN akan berkurang bahkan cenderung dihilangkan. Hal tersebut akan berdampak
pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP dan pangsa
pasar para pengusaha Indonesia.
Jadi, MEA itu peluang atau ancaman
bagi pengusaha Indonesia? Jelas kondisi ini adalah peluang bagi Anda para
pengusaha yang ingin sukses dan melebarkan pangsa pasar Anda karena hilangnya
atau berkurangnya berbagai macam hambatan perdagangan di ASEAN ini. Jadi jika
Anda ingin berhasil menjadi pemenang dalam menghadapi MEA lihatlah hal ini
sebagai peluang besar. Bekerjalah lebih keras, tingkatkan pengetahuan Anda
mengenai bisnis internasional, terapkan di perusahaan Anda, didiklah SDM Anda
dengan baik, tingkatkan kualitas produk Anda, jangan kualitas kw3 yaaa! Tapi
masa sih hanya aspek-aspek itu saja? Sebentar, saya berikan fakta-fakta menarik
terlebih dahulu.
Jadi, Indonesia itu adalah 43% dari
wilayah ASEAN, 40% dari ekonomi ASEAN, dan 40% dari populasi ASEAN. Yang
lainnya? Silakan ambil sisanya, lalu dibagi menjadi 9 (sembilan). Terbayang
seberapa besar Indonesia? Apakah pantas bila bukan kita yang menguasai ASEAN?
Rela? Tidak, kan? Oleh karena itu, kita harus siap dan sukses menghadapi MEA,
setuju?
Jangan sampai Anda kalah saing
dengan perusahaan asing dan akhirnya pangsa pasar Anda diambil oleh perusahaan
asing tersebut. Beredar kabar bahwa sejumlah 1000 orang supir taksi di Filipina
sudah belajar berbahasa Indonesia dan sudah banyak juga pengusaha-pengusaha
Thailand yang belajar berbahasa Jawa. Mereka serius dan sudah mulai bergerak, kapan
Anda bergerak?
Fakta berikutnya adalah pertumbuhan
penjualan Zalora 4 tahun terakhir adalah 400%, Blibli 700%, Lazada 600%, dan
Amazon melakukan pengiriman sebanyak 100 juta barang tiap jamnya. Kondisi ini
menunjukkan bahwa ledakan penjualan digital atau yang lebih sering disebut
dengan Ecommerce sangat luar biasa dan diprediksi akan semakin tinggi lagi dari
waktu ke waktu. So, Go Digital, people. Manfaatkanlah kehebatan Ecommerce ini
dalam menjual atau mempromosikan produk Anda, kuasai ilmu internet marketing.
Seperti yang dibahas tadi, sebelum
memasarkan produk Anda melalui Ecommerce tersebut, ada hal penting yang harus
selalu diperhatikan dalam menjual produk, yaitu: Kualitas. Tingkatkan kualitas
produk Anda, jangan asal dalam menentukan standar kualitas produk, tetapkanlah
SOP yang baik dan terapkan.
Banyak ditemui brand-brand lokal
yang memakai embel-embel “support local brand” untuk menarik simpati konsumen
tanpa mengutamakan kualitas produk yang mereka tawarkan. Hal ini sangat
berbahaya, karena embel-embel yang mereka gunakan itu dapat menjadi mindset konsumen bahwa brand lokal
Indonesia tidak berkualitas baik, dan sebagainya. Jadi, buatlah produk yang
berkualitas paling baik terlebih dahulu, baru setelah itu melakukan promosi.
Mengenai bagaimana menghadapi MEA
ini, Ismed Hasan Putro – Direktur Utama RNI, yang mewakili suara kalangan
praktisi bisnis memiliki pandangan bahwa kunci sukses dalam menghadapi
perubahan, antara lain: Tentukan bisnis yang jelas (Road Map); Kerjakan dengan
professional; dan selalu peka terhadap perubahan itu sendiri.
Keep your heads up and let’s own
ASEAN together.